FOLKKALIMANTAN.COM, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali bikin kejutan pagi ini, Minggu (10/11). Di sesi perdagangan awal, IHSG sempat menembus level tertinggi sepanjang sejarah alias all time high (ATH) di angka 8.478 sekitar pukul 10.00 WIB.
Mengutip data RTI Infokom, IHSG dibuka di level 8.443 — naik dari penutupan akhir pekan lalu di 8.394 — dan sempat bergerak di kisaran 8.430 pada pukul 10.38 WIB. Nilai transaksi tercatat Rp8,58 triliun dengan volume perdagangan mencapai 17,23 miliar lembar saham. Dari ribuan saham yang ditransaksikan, 351 saham menguat, 245 melemah, dan 210 stagnan.
Apa yang Bikin IHSG Ngebut Pagi Ini?
Menurut pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi, lonjakan IHSG yang mencapai 2,76 persen ke posisi 8.394,59 didorong oleh optimisme investor terhadap sejumlah data ekonomi penting — baik dari dalam maupun luar negeri.
“Investor lagi menunggu data indeks kepercayaan konsumen. Kalau nilainya naik dari bulan lalu, itu sinyal bagus buat ekonomi ke depan,” ujarnya
Indeks kepercayaan konsumen ini penting karena mencerminkan daya beli masyarakat. Semakin tinggi nilainya, makin kuat pula keyakinan publik terhadap kondisi ekonomi — dan efeknya, pasar saham pun ikut bergairah.
Redenominasi Rupiah Juga Jadi Sentimen Positif
Selain itu, Ibrahim menyoroti isu redenominasi rupiah — rencana pemerintah untuk menyederhanakan nominal uang dari Rp1.000 jadi Rp1.
Langkah ini disebut-sebut bisa memperkuat persepsi nilai tukar dan menjaga stabilitas moneter.
“Kalau redenominasi jadi dijalankan dan dolar bisa dipatok di Rp15 ribu, itu bisa makin memperkuat IHSG,” tambahnya.
Faktor Global: Amerika & China Masih Jadi Penentu
Dari sisi eksternal, pasar juga menanti data inflasi Amerika Serikat dan data manufaktur China. Dua rilis ekonomi ini sering banget bikin arah pasar saham dunia berubah arah.
“Kalau inflasi AS masih di kisaran 3 persen, efeknya ke pasar global relatif stabil. Tapi kalau naik, IHSG bisa kena imbasnya,” jelas Ibrahim.
Faktor Teknis: Rebalancing & Laporan Keuangan Emiten
Sementara itu, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi, menilai rekor IHSG kali ini juga didorong oleh rebalancing indeks global seperti MSCI, serta laporan keuangan positif di kuartal III.
“Rebalancing indeks global mendorong arus masuk dana asing dari produk investasi yang menyesuaikan portofolionya. Selain itu, stabilnya harga komoditas juga jadi bahan bakar positif buat pasar,” jelasnya.
Sektor teknologi dan barang baku juga disebut jadi penopang utama, berkat kinerja emiten yang ciamik di kuartal terakhir.
Apa Selanjutnya?
Dalam beberapa pekan terakhir, IHSG terus menunjukkan tren menguat berkat kombinasi faktor domestik dan global yang relatif stabil:
• Inflasi terjaga
• Aliran modal asing masuk
• Optimisme pertumbuhan ekonomi kuartal IV
• Dan kebijakan pemerintah yang jaga nilai tukar
Dengan semua sentimen positif ini, bukan mustahil IHSG segera menembus level psikologis 8.500 dalam waktu dekat.
“Kalau momentum ini terus dijaga, IHSG bisa makin kuat di akhir tahun,” tutup Oktavianus.
Sumber : CNN Indonesia
